Windi Ariska

Windi Ariska mahasiswi yang rajin menulis

Model Kacamata di Abad 16

Kacamata perdana yg dipergunakan oleh orang Eropa hanyalah kaca pembesar yg dipegang bersama satu tangan. Sesudah itu barulah dipakai lensa kaca ganda yg diberikan gagang biar bias dicantolkan ke telinga.

f:id:windiariska:20160321183737j:plain

Dulu, gagangnya juga dihilangkan & digantikan dgn pita atau tali biar bias diikatkan ke kepala, malah seperti penutup mata para bajak laut. Utk sekian banyak saat, orang memanfaatkan kacamata per, adalah kacamata yg dijepit dgn media sejenis peniti ke atas hidung. Hasilnya, lama kelamaan, munculah konsep buat memanfaatkan kawat bengkok yg dikeraskan agar jadi gagang di telinga. Baca juga: jual kacamata online

Lensa yg dipakai buat mengoreksi penglihatan konon dimanfaatkan oleh Abbas Ibn Firnas kepada abad ke sembilan. Abbas Ibn Firnas menemukan trik buat memproduksi lensa yg sangat jernih. Lensa ini ada dibentuk & diasah jadi batu bulat yg akan dimanfaatkan utk membaca maka populer bersama istilah batu membaca.

Terhadap akhir abad ke tiga belas, hasilnya ditemukan bahwa pemakaian kaca yang merupakan lensa jauh lebih baik daripada memanfaatkan batu transparan. Perihal ini berdasarkan hasil penelitian ilmuan & sejarawan Inggris yg bernama Sir Joseph Needham. Penelitiannya menunjukan bahwa kacamata ditemukan 1000 thn dulu di Cina & menyebar ke semua dunia kepada era kehadiran Marco Polo terhadap thn 1270.

Elemen ini pula disebutkan oleh Marco Polo dalam bukunya tersebut. Meskipun tak didapati dengan cara tentu, tetapi orang yakin bahwa tukang kaca lah yg jadi penggagas elemen ini.

Pada tahun 1784, Benjamin Franklin, seorang ilmuwan Amerika, berhasil menemukan kacamata bifokal yaitu kacamata yang dapat dipergunakan untuk melihat baik untuk jarak jauh maupun jarak dekat. Seperti yang sering digunakan saat ini yaitu lensa -/+ dan silinder.